Menjadi
Pribadi Yang Berani
Firman Allah SWT, yang artinya :
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian
mereka tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada (pula) berduka cita.(qs al Ahqof : 13)
[1388] Istiqamah ialah teguh
pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.
Hadits 40
وَمِنْ وَصَايَاهُ: لاَ تَخَفْ فِى
اللهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ. قُلْتُ: زِدْنِى, قَالَ: قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كاَنَ
مُرًّا
Diantara wasiat Rasulullah Saw adalah:
"Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka
mencela". Aku berkata: "Tambah lagi ya Rasulullah". Beliau
melanjutkan pesannya: "Katakanlah yang haq meskipun akibatnya terasa pahit"
(HR. Ibnu Hibban).
Macam-macam Syajaah
Asy-syaja’ah
(keberanian) adalah salah satu ciri yang dimiliki orang yang istiqamah di jalan
Allah, selain ciri-ciri berupa al-ithmi’nan (ketenangan) dan at-tafaul
(optimisme).Jadi orang yang istiqamah akan senantiasa berani, tenang dan
optimis karena yakin berada di jalan yang benar dan yakin pula akan dekatnya
pertolongan Allah.
Namun memang tak mudah untuk menjadi orang yang istiqamah atau teguh pendirian memegang nilai-nilai kebenaran dan senantiasa berada di jalan Allah. Bahkan Rasulullah saw. mengatakan bahwa turunnya surat Hud membuat beliau beruban karena di dalamnya ada ayat (QS. Huud [11]: 112) yang memerintahkan untuk beristiqamah,
112. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.
Paling tidak ada
beberapa macam bentuk asy-syaja’ah (keberanian), yakni:
1. Memiliki daya tahan besar
1. Memiliki daya tahan besar
Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat berani jika ia memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan mungkin saja bahaya dan penyiksaan karena ia berada di jalan Allah.
2. Berterus terang dalam kebenaran
“Qulil haq walau kaana muuran” (katakan yang benar meskipun itu pahit) dan berkata benar di hadapan penguasa yang zhalim adalah juga salah satu bentuk jihad bil lisan. Jelas saja dibutuhkan keberanian menanggung segala resiko bila kita senantiasa berterus terang dalam kebenaran.
3. Kemampuan menyimpan rahasia
Orang yang berani adalah orang yang bekerja dengan baik, cermat dan penuh perhitungan terutama dalam persiapan jihad menghadapi musuh-musuh Islam. Kemampuan merencanakan dan mengatur strategi termasuk di dalamnya mampu menyimpan rahasia adalah merupakan bentuk keberanian yang bertanggung jawab.
4. Mengakui kesalahan
Salah satu orang yang memiliki sifat pengecut adalah tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam dan bersikap “lempar batu, sembunyi tangan”
Sebaliknya orang yang memiliki sifat syaja’ah berani mengakui kesalahan, mau meminta maaf, bersedia mengoreksi kesalahan dan bertanggung jawab.
5. Bersikap obyektif terhadap diri sendiri
Ada orang yang cenderung bersikap over estimasi terhadap dirinya, menganggap dirinya baik, hebat, mumpuni dan tidak memiliki kelemahan serta kekurangan. Sebaliknya ada yang bersikap under estimasi terhadap dirinya yakni menganggap dirinya bodoh, tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak memiliki kelebihan apapun. Kedua sikap tersebut jelas tidak proporsional dan tidak obyektif. Orang yang berani akan bersikap obyektif, dalam mengenali dirinya yang memiliki sisi baik dan buruk.
6. Menahan nafsu di saat marah
Seseorang dikatakan berani bila ia tetap mampu ber–mujahadah li nafsi, melawan nafsu dan amarah. Kemudian ia tetap dapat mengendalikan diri dan menahan tangannya padahal ia punya kemampuan dan peluang untuk melampiaskan amarahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar