Mengenai Saya

Foto saya
Pasrum Affandi, Waka Kurikulum SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan Pekalongan

Kamis, 18 Oktober 2012

Khutbah Idul Adha 1433 H/2012


Pergerakan dan Pengorban dalam Kebenaran


oleh :
Drs. Pasrum Affandi
Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PDM Kota Pekalongan)


الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أََنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang begitu banyak sehingga kita bisa hadir pada pagi ini dalam pelaksanaan shalat Idul Adha. Kehadiran kita pagi ini bersamaan dengan kehadiran sekitar tiga sampai empat juta jamaah haji dari seluruh dunia yang sedang menyelesaikan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Semua ini karena nikmat terbesar yang diberikan Allah swt kepada kita, yakni nikmat iman dan Islam.
Shalawat dan salah semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Salah satu yang amat kita butuhkan dalam menjalani kehidupan yang  baik adalah keteladanan dari figur-figur yang bisa diteladani. Dengan adanya keteladanan, kita memiliki tolok ukur untuk menilai apakah perjalanan hidup kita sudah baik atau belum. Karena itu, hari ini kita kenang kembali manusia agung yang diutus oleh Allah swt untuk menjadi Nabi dan Rasul, yakni Nabi Ibrahim as beserta keluarga Ismail as dan Siti Hajar. Keagungan pribadinya membuat kita bahkan Nabi Muhammad saw harus mampu mengambil keteladanan darinya, Allah swt berfirman:
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah [60]:4).
Dari sekian banyak hal yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia serta mengambil hikmah dari pelaksanaan ibadah haji yang sedang berlangsung di tanah suci, dalam kesempatan khutbah yang singkat ini ada empat hikmah yang menjadi isyarat bagi kaum muslimin untuk mewujudkannya dalam kehidupan ini, apalagi bagi kita bangsa Indonesia yang masih terus berjuang untuk mengatasi berbagai persoalan besar yang menghantui kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pertama, Tinggalkan Yang Haram, dan Lakukan Yang Halal. Sebagaimana kita ketahui, ibadah haji dimulai dengan ihram dan diakhiri dengan tahallul. Saat ihram, pakaian yang dikenakan jamaah adalah kain putih tak berjahit, yang melambangkan kain kafan yang nanti akan dikenakan di sekujur tubuhnya ketika akan kembali kepada Allah swt pada saat kematiannya. Pakaian ihram yang putih-putih itu juga melambangkan tidak adanya perbedaan di sisi Allah di antara sesama manusia. Segala perbedaan harus ditanggalkan dalam arti jangan sampai memiliki fanatisme secara berlebihan seperti perbedaan suku, organisasi, partai politik, paham, status sosial, ekonomi atau profesi. Kesatuan dan persamaan merupakan sesuatu yang harus diutamakan dalam upaya menegakkan kebenaran, bahkan siap mempertanggungjawabkan segala yang dilakukannya. Pakaian ihram juga melambangkan kesiapan berdisiplin dalam menjalankan kehidupan sebagaimana yang ditentukan Allah swt, hal ini karena selama berihram, jamaah haji memang berhadapan dengan sejumlah ketentuan, ada yang boleh dan ada yang tidak boleh dilakukan. Dengan demikian, seorang haji semestinya selalu disiplin menjalankan syariat Islam dan siapa pun yang menjalankan syariat Islam mendapat kedudukan yang terhormat, karena kehormatan manusia bukanlah terletak pada pakaiannya, tapi pada ketaqwaannya di hadapan Allah swt. Bila ihram maknanya adalah pengharaman dan tahallul maknanya adalah penghalalan, maka seorang haji siap meninggalkan yang diharamkan Allah swt dan hanya mau melakukan sesuatu bila memang dihalalkan. Ini merupakan prinsip yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim, bahkan setiap manusia. Karena itu amat tercela bila ada orang ingin mendapatkan sesuatu yang tidak halal dengan memanfaatkan jalur hukum sekadar untuk mendapatkan legalitas hukum agar terkesan menjadi halal, padahal keputusan hakim sekalipun tetap saja tidak bisa mengubah sesuatu yang tidak halal menjadi halal, Allah swt melarang keras hal ini dalam firman-Nya:
  
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (QS Al Baqarah [2]:188).
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Kedua, hikmah yang harus kita raih adalah Bergerak Untuk Kebaikan dan Berkorban. Ibadah haji merupakan ibadah bergerak. Para jamaah bergerak dari rumahnya menuju ke asrama haji, hanya beberapa jam di asrama haji, para jamaah harus bergerak lagi menuju Bandara, sesudah naik pesawat, mereka diterbangkan menuju bandara King Abdul Aziz, Jeddah, dari Jeddah para jamaah harus bergerak lagi menuju Madinah bagi jamaah gelombang pertama untuk selanjutnya Menuju Mekah, sedangkan bagi jamaah gelombang kedua para jamah langsung ke Mekah. Di sana jamaah langsung menunaikan umrah hingga tahallul. Selama beberapa hari di Mekah, para jamaah sudah harus bergerak lagi untuk melaksanakan puncak ibadah haji, mereka harus bergerak lagi menuju Arafah untuk wuquf, malam harinya menuju Muzdalifah untuk mabit dan mengumpulkan batu, keesokan harinya melontar di Mina, Tawaf ifadhah di Mekah, kembali lagi ke Mina untuk melontar hingga selesai, lalu kembali lagi ke Mekah untuk bersiap meninggalkan Mekah menuju Tanah air masing-masing dan sebelum meninggalkan Mekah, para jamaah bergerak lagi untuk melakukan tawaf wada, yakni tawaf perpisahan dengan Ka’bah. Dari rangkaian ibadah haji, puncak kesulitan bahkan resiko yang paling besar adalah saat melontar yang melambangkan perlawanan atau peperangan melawan syaitan.
Dari rangkaian ibadah haji, kita bisa mengambil pelajaran bahwa setiap muslim apalagi mereka yang sudah menunaikan haji seharusnya mau bergerak dan menjadi tokoh-tokoh pergerakan untuk memperbaiki keadaan dan kualitas umat Islam. Setiap muslim harus bergerak untuk mencari nafkah, bergerak mencari ilmu, bergerak untuk menyebarkan, menegakkan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, bergerak untuk memberantas kemaksiatan dan kemunkaran. Ini semua menunjukkan bahwa seorang muslim jangan sampai menjadi orang yang pasif, diam saja menerima kenyataan yang tidak baik, apalagi bila hal itu dilakukan dengan dalih tawakkal, padahal tawakkal itu adalah berserah diri kepada Allah swt atas apa yang akan diperoleh sesudah berusaha secara maksimal.
الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah swt.
Ketiga, Jadikan masjid sebagai Pusat pergerakan. Ibadah haji dan rangkaian ibadah lainnya berpusat di masjid. Ketika jamaah haji kita mendapat kesempatan untuk berziarah ke Madinah, maka seluruh jamaah berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat berjamaah yang lima waktu di masjid Nabawi, bahkan sampai ditargetkan mencapai angka arbain (40) waktu meskipun hal ini tidak menjadi bagian dari ibadah haji. Oleh karena itu, sebagai muslim setiap kita harus memiliki ikatan batin dengan masjid yang membuat kita mau mendatangi masjid setiap hari untuk melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah, khususnya bagi laki-laki, ikatan batin kita yang kuat kepada masjid membuat kita akan menjadi orang yang dinaungi Allah swt pada hari kiamat, Rasulullah saw bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَظِلَّ اِلاَّظِلُّهُ:..وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسْجِدِ إِذَاخَرَجَ مِنْهُ حَتَّى يَعُوْدَ اِلَيْهِ.
Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah: …seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena itu aneh sekali bila ada lelaki muslim tapi sehari-hari tidak suka dan tidak mau datang ke masjid. Karena tidak mau dipertanyakan keimanannya benar apa tidak, maka pada zaman Nabi Muhammad saw, orang munafik yang sudah mengaku beriman pun akhirnya datang juga ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah, namun hati mereka terasa berat dan malas, Allah swt berfirman:
  
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (QS An Nisa [4]:142).
Bila setiap lelaki muslim saja harus berusaha untuk selalu menunaikan shalat berjamaah di masjid, apalagi bila ia sudah melaksanakan ibadah haji. Karena seorang haji yang sudah menyempurnakan keislamannya seharusnya bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di sekitarnya.
Pelajaran Keempat, yang kita peroleh dari Nabi Ibrahim as adalah keinginannya yang amat besar untuk memiliki ilmu, menjadi pribadi yang shalih dan menjadi bahan pembicaraan yang baik bagi generasi yang akan datang, hal ini tercermin dalam doanya yang disebutkan oleh Allah swt dalam firman-Nya:
  
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, (QS As Syu’ara [26]:83-84)
Dalam tafsir Al Mishbah, kata hukman dipahami oleh al-Biqai berarti amal ilmiah, yakni amal yang baik berdasar ilmu. Sungguh sangat mulia pada diri Nabi Ibrahim yang berdoa meminta ilmu dan pemahaman agar selalu menjalani kehidupannya di jalan Allah swt. Namun yang amat disayangkan adalah banyak orang yang meminta ilmu kepada Allah, bahkan sampai memiliki gelar kesarjanaan tertinggi tetapi ilmu tersebut diamalkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan malah mendatangkan dosa. Karena itu dengan ilmu manusia bisa saja masuk surga dengan selamat dan dengan ilmu juga manusia bisa saja masuk neraka jika ilmunya digunakan untuk hal-hal yang negatif, bahkan memperoleh siksa yang lebih dahsyat, Rasulullah saw bersabda:
اَشَدُّ النَّّّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ عِلْمُهُ
Orang yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang yang berilmu tapi tidak dimanfaatkannya (HR. Thabrani dari Abu Hurairah ra).
Hal yang luar biasa dari doa Nabi Ibrahim di atas adalah beliau meminta kepada Allah swt agar dimasukkan ke dalam golongan orang yang shalih, padahal seorang Nabi sudah pasti shalih, tapi masih saja ia berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shalih, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi shalih dan beliau tidaklah merasa tinggi hati dengan keshalihannya hingga akhirnya ia tetaplah berdoa meminta dimasukkan ke dalam golongan orang yang shalih. M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an menyatakan bahwa; Kata shalih terambil dari akar kata shaluha yang merupakan lawan dari fasid (rusak). Dengan demikian shalih diartikan dengan tiada atau terhentinya kerusakan. Shalih juga diartikan sebagai bermanfaat dan sesuai. Amal shalih adalah pekerjaan yang apabila dilakukan tidak menyebabkan dan mengakibatkan mudharat (kerusakan) atau bila pekerjaan itu dilakukan akan diperoleh manfaat dan kesesuaian (hal 562).
Selanjutnya, Muhammad Abduh seperti yang dikutip oleh Quraish Shihab menyatakan bahwa amal shalih adalah segala perbuatan yang berguna bagi pribadi, keluarga, kelompok dan manusia secara keseluruhan. Dengan demikian, orang yang shalih adalah orang yang menjalani kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah swt dan Rasul-Nya sehingga memberi manfaat kebaikan dan tidak mengakibatkan kerusakan atau kemudharatan bagi dirinya dan orang lain, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Begitu penting menjadi shalih, sehingga selain Nabi Ibrahim, jauh sebelumnya Nabi Sulaiman as juga berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shalih, Allah swt berfirman:
“Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".(QS An Naml [27]:19).
Doa ketiga dari Nabi Ibrahim as yaitu agar menjadi buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian. Tentu sebagai seorang nabi, Ibrahim as tidak berucap atau bertindak yang buruk kepada keluarga dan kaumnya, meskipun begitu beliau khawatir bila ada saja orang yang membicarakan keburukannya. Oleh karena itu, kesempatan hidup kita yang amat terbatas ini harus kita gunakan untuk membuat sejarah hidup yang mulia sehingga menjadi bahan pembicaraan yang baik saat kita sudah wafat, bukan karena kita ingin mendapat pujian, tapi karena memang hanya kebaikan yang boleh dibicarakan tentang orang yang sudah mati, namun bila tidak ada kebaikan yang bisa dibicarakan, lalu apa yang akan orang bicarakan tentang kita. Karena itu menjadi penting bagi kita untuk merenungi kira-kira bila kita sudah mati, apa yang orang bicarakan tentang kita, tentu seharusnya kebaikan dan manfaat hidup kita yang mereka rasakan, bukan karena kita suka menceritakannya kebaikan kita kepada orang lain. Manusia terbaik adalah yang paling bisa dirasakan manfaat keberadaannya oleh orang lain, Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُالنَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ  
Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudha’i dari Jabir ra).
Dari uraian di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa meneladani Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad saw serta mengambil hikmah dari ibadah haji menuntut kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan keluarga serta memperbaiki orang lain untuk selanjutnya terus bergerak dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran dan mau berkorban untuk mencapainya.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah Idul Adha pagi ini dengan berdoa kepada Allah swt:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ يَنْفَعُ  وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَسْبَعُ وَمِنْ دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tak khusyu dan jiwa yang tak pernah merasa puas serta dari doa yang tak didengar (Ahmad, Muslim, Nasa’i).
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian
 رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.




Visi Misi SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan


Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan

-          Visi  SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan

Untuk mewujudkan harapan diatas tentunya kami mempunyai Visi dan Misi ke depan, Visi kami adalah dapat terwujudnya generasi muslim berkualitas yang  berorientasi  kekinian,  beriman, berilmu, dan berakhlaq  mulia unggul dalam Iman dan Taqwa (IMTAQ)  serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

-          Misi  SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan

Dalam mewujudkan Visi di atas maka akan diterjemahkan dalam Misi yang jauh ke depan agar harapan di dalam visi terwujudnya generasi muslim berkualitas yang  berorientasi  kekinian,  beriman, berilmu, dan berakhlaq  mulia unggul dalam Iman dan Taqwa (IMTAQ)  serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat terwujud dengan baik maka perlu kami jabarkan dalam Misi di bawah ini :
1.         Memberdayakan seluruh potensi  sekolah untuk membentuk kepribadian muslim yang sesuai dengan qoidah Muhammadiyah.
2.         Mewajibkan guru dan karyawan terlibat aktif dalam setiap kegiatan sekolah dan Mhammadiyah
3.         Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada kecakapan hidup
4.         Mengembangkan kemampuan logika, matematika dan bahasa (logika dan verbal) sebagai dasar pengembangan intelegensi peserta didik.
5.         Membentuk peserta didik mampu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
6.         Mengembangkan SDM profesional dan kompetitif yang berbasis teknologi informasi dan berwawasan lingkungan.
7.         Meningkatkan mutu peserta didik dengan memberikan remedial plus dan ekstra kurikuler yang dapat bermanfaat langsung pada masyarakat.
8.         Membangun jaringan kerja yang harmonis dengan lembaga-lembaga pelatihan profesional, orang tua, masyarakat, Alumni dan pemerintah.

Tujuan Pendidikan SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan

Jalan untuk mencapai Visi dan Misi di atas adalah adanya tujuan Pendidikan  yang jelas di SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan yaitu :
1.         Terbentuknya lulusan yang berkepribadian islami
2.         Terwujudnya warga sekolah yang aktif dalam kegiatan sekolah maupun Muhammadiyah sebagai figur dan duta Muhammadiyah di Lingkungan masing-masing
3.         Terwujudnya lulusan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, objektivitas dan tanggung jawab
4.         Meningkatnya mutu lulusan sesuai dengan standar kompetensi lulusan
5.         Terbentuknya peserta didik yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional
6.         Terwujudnya kader Persyarikatan yang tangguh.
7.         Terwujudnya lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global
8.         Terwujudnya mutu dan kualitas peserta didik yang menguasai Ilmu Pengetahuan, Al Islam dan Kemuhammadiyahan
9.         Terpenuhinya kesejahteraan Pendidik dan Tenaga kependidikan minimal sesuai dengan Standar Upah Minimum Kota
10.      Pemberian Pengahargaan Kepada Pendidik dan Tenaga kependidikan dan Peserta didik yang berpreastasi di bidangya masing-masing
11.      Terwujudnya jaringan kerja yang harmonis dengan -lembaga pelatihan profesional, orang tua, masyarakat, Alumni dan pemerintah.

Rencana Program Sekolah Jangka Menengah (2012 – 2017)
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi di atas serta adanya realita sekarang ini, maka perlu adanya prioritas program jangka menengah terlebih dahulu sebelum mencanangkan program jangka panjang 10 sampai 20 tahun ke depan tentunya tahapan-tahapan yang akan dicapai adalah :  
1.         Seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang ada dapat  melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal, penuh semangat dan disiplin yang tinggi sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
2.         Seluruh pendidik telah mengikuti pelatihan KTSP dalam upaya  meningkatkan kompetensi dan profesionalisme.
3.         Perolehan nilai UN setiap mata pelajaran meningkat minimal antara 0,25 –0,50 setiap tahunnya.
4.         Memberikan pelayanan kepada siswa untuk memanfaatkan buku-buku perpustakaan serta memanfaatkan fasilitas laboratorium untuk praktikum.
5.         Berusaha meningkatkan dan pemenuhan koleksi buku-buku perpustakaan.
6.          Berusaha seluruh Peserta didik dapat terlayani untuk mengoperasikan komputer, dan mengakses internet dengan mudah dan cepat
7.         Aktif dalam mengikuti lomba-lomba yang diadakan baik untuk tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi maupun nasional
8.         Memenuhi sarana dan prasarana sekolah secara bertahap dan berkesinambungan, seperti  ruang multi media, ruang guru, ruang TU, dan Ruang Kelas lengkap dengan fasilitas AC dan LCD Proyektor
9.         Tamatan SMA Muhammadiyah Pekajangan dapat diterima di Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta, meningkat antara 5 – 10% dari pendaftar setiap tahunnya.
10.      Memberikan pelayanan kepada siswa pada kegiatan ekstra kurikuler.
11.      Membudayakan kehidupan yang berakhlak mulia.
12.      Membudayakan gemar membaca.


Penutup

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Bahwa kehadiran SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan sebagai sekolah  Islam lengkap dengan sistem kelembagaan dan komponen-komponennya adalah muncul sebagai jawaban atas tantangan di mana pendidikan dan Islam dilaksanakan sangat serasi.
2.      Sifat dan karakter pendidikan berbasis Islam yang demikian itu adalah sejalan dengan sifat ajaran Islam yang sejak kelahirannya selalu terlibat dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, dan tampil dalam dinamika warna yang amat variatif.
3.      Dalam perjalanannya selama 57 tahun ini Pengelolaan SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan pada dasarnya menghadapi dua macam tantangan, yaitu tantangan yang datang dari luar dan tantangan yang datang dari dalam. Tantangan dari luar muncul sebagai akibat dari semakin berkembangnya tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi dan globalisasi yang tidak mungkin ditinggalkan sedangkan tantangan dari dalam muncul berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan Keluarga Besar SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan, serta Majelis Dikdamen dan PCM Pekajangan serta semua warga Muhammadiyah yang menginginkan adanya SMA yang unggul dan berkualitas  dalam menghadapi tantangan modernisasi.
4.      Dari perjalanan sekolah selama ini terlihat dengan jelas bahwa lembaga pendidikan yang dapat terus bertahan dan diminati masyarakat adalah lembaga pendidikan yang dapat menerima inovasi dan perubahan sesuai dengan tuntutan zaman.
Oleh karena itu dengan adanya uraian di atas mudah-mudahan akan memotivasi adanya  perubahan yang mendasar demi kemajuan sekolah ini dan akan semakin dipercaya masyarakat Pekalongan khususnya dan bisa menjadi pendorong kemajuan sekolah-sekolah Muhammadiyah di lingkungan Karesidenan Pekalongan, yang sampai hari ini belum memiliki sekolah Muhammadiyah yang dibanggakan sebagai sekolah pavorit dan sekolah pilihan nomor satu ketika akan menyekolahkan anaknya. Mudah-mudahan cita-cita ini akan terkabul, amin ya Robbal Alamin.